Mewaspadai Penyakti Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung (arteri koroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Pada awalnya, kondisi ini mungkin tidak menyebabkan gejala. Namun, sumbatan total pada arteri koroner dapat menyebabkan serangan jantung.
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke otot jantung. Penumpukan lemak di arteri koroner membuat pembuluh darah ini menyempit dan mengeras. Akibatnya, aliran darah dan asupan oksigen ke otot jantung berkurang.
Ketika asupan oksigen berkurang, otot jantung bisa rusak sehingga kemampuannya untuk bekerja juga menjadi terbatas. Hal inilah yang menyebabkan gejala serangan jantung, seperti nyeri dada dan sesak napas.
Berdasarkan data WHO pada tahun 2019, ada 17,9 juta penduduk di dunia yang meninggal karena penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), di antaranya akibat penyakit jantung koroner (PJK). Sementara di Indonesia, tercatat lebih dari 2 juta orang menderita penyakit kardiovaskular pada tahun 2018.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner dimulai sejak terdapat penumpukan atau plak lemak (aterosklerosis) di dalam arteri koroner. Banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut, antara lain:
- Merokok
- Menjalani pola makan yang tidak sehat, seperti tinggi lemak dan tinggi gula
- Menderita tekanan darah tinggi
- Memiliki kolesterol tinggi
- Nyeri dada yang menjalar ke lengan, dagu, atau punggung
- Keringat dingin
- Lemas
- Sesak napas
- Mual
- Elektrokardiografi (EKG), untuk merekam aktivitas listrik jantung serta menilai apakah detak dan irama jantung pasien tergolong normal atau tidak
- Stress test, untuk mendeteksi gejala penyakit jantung koroner yang sering muncul saat pasien sedang beraktivitas
- Kateterisasi jantung dan angiografi koroner, untuk melihat aliran darah menuju jantung dan mendeteksi penyumbatan di pembuluh darah koroner
- Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
- Mengurangi atau berhenti mengonsumsi minuman beralkohol
- Berhenti merokok
- Menjaga berat badan ideal
- Berolahraga teratur
- Pengencer darah, seperti aspirin dan clopidogrel, untuk membantu mencegah pembekuan darah
- Statin, seperti atorvastatin, simvastatin, dan rosuvastatin, untuk menurunkan kolesterol darah
- Obat antihipertensi, seperti ACE inhibitors atau ARB, untuk menurunkan tekanan darah
- Obat penghambat beta, seperti bisoprolol dan metoprolol, untuk mencegah angina dan mengatasi hipertensi
- Pemasangan ring jantung di arteri koroner yang menyempit untuk melancarkan aliran darah dan mencegah penyempitan terulang
- Bypass jantung, untuk mengalihkan aliran darah pada arteri koroner yang menyempit ke pembuluh darah baru yang diambil dari bagian tubuh lain kemudian dipasang ke jantung
- Serangan jantung, karena arteri yang tersumbat total oleh tumpukan lemak atau gumpalan darah
- Gangguan irama jantung, akibat suplai darah ke jantung berkurang atau kerusakan pada jaringan yang bertugas menghantarkan aliran listrik jantung
- Gagal jantung, karena kondisi otot jantung yang tidak cukup kuat untuk memompa darah
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
- Berolahraga secara rutin
- Berhenti merokok
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol
- Mengelola stres dengan baik
- Memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter secara berkala, terutama jika berisiko terserang penyakit jantung koroner